Skip to content
Home » Blog » Bahaya Gas Buang Kendaraan bagi Kesehatan dan Cara Menguranginya

Bahaya Gas Buang Kendaraan bagi Kesehatan dan Cara Menguranginya

Bahaya Gas Buang Kendaraan bagi Kesehatan dan Cara Menguranginya


Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2023, terdapat lebih dari 150 juta kendaraan bermotor yang aktif di jalanan. Sayangnya, pertumbuhan ini diiringi oleh peningkatan polusi udara, terutama dari gas buang kendaraan. Gas buang kendaraan mengandung berbagai zat berbahaya yang mengancam kesehatan manusia dan lingkungan. Artikel ini akan membahas risiko kesehatan akibat paparan gas buang kendaraan serta langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya.

Gas buang kendaraan bermotor mengandung campuran zat kimia beracun, antara lain:

  1. Karbon Monoksida (CO): Gas tak berbau yang dapat mengurangi suplai oksigen ke organ vital, menyebabkan pusing, sesak napas, hingga kematian.
  2. Nitrogen Oksida (NOx): Menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan memperparah penyakit asma.
  3. Partikel Halus (PM2.5 dan PM10): Partikel mikroskopis yang dapat menembus paru-paru dan aliran darah, memicu penyakit jantung dan kanker.
  4. Hidrokarbon dan Benzena: Zat karsinogenik yang meningkatkan risiko kanker serta gangguan sistem saraf.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polusi udara dari transportasi menyumbang 25% dari total gas buang partikel halus global, dengan dampak kesehatan yang setara dengan merokok 10 batang per hari di kota-kota padat lalu lintas.

Dampak Kesehatan yang Mengintai

Paparan gas buang kendaraan dalam jangka panjang dapat menyebabkan:

  1. Gangguan Pernapasan: Bronkitis, asma, dan penurunan fungsi paru-paru. Studi di Environmental Health Perspectives (2022) membuktikan, anak-anak di daerah padat lalu lintas berisiko 40% lebih tinggi terkena asma.
  2. Penyakit Kardiovaskular: Partikel halus memicu peradangan pembuluh darah, meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung.
  3. Gangguan Perkembangan Anak: Paparan timbal (Pb) dan NOx pada ibu hamil dikaitkan dengan kelahiran prematur dan gangguan kognitif anak.

Cara Mengurangi Dampak Gas Buang Kendaraan

1. Pilihan Transportasi Ramah Lingkungan

  • Beralih ke kendaraan listrik atau hibrida yang pelepasan gas buang lebih rendah.
  • Gunakan transportasi umum, bersepeda, atau berjalan kaki untuk jarak dekat.
  • Terapkan car-pooling (berbagi kendaraan) untuk mengurangi jumlah kendaraan di jalan.

2. Perawatan Kendaraan Berkala

  • Lakukan servis rutin, termasuk penggantian oli, filter udara, dan tune-up mesin. Mesin yang terawat menghasilkan pelepasan gas buang dengan kadar lebih rendah.
  • Pastikan bahan bakar yang digunakan sesuai standar Euro 4 atau Euro 5 untuk mengurangi kandungan sulfur.

3. Kesadaran Individu

  • Hindari berolahraga di jalan ramai saat jam sibuk.
  • Gunakan masker N95 saat berkendara motor atau beraktivitas di area berpolusi.
  • Dukung inisiatif pengurangan polusi udara, seperti kampanye #BiruLangit oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Kesimpulan
Gas buang kendaraan bukan sekadar masalah lingkungan, tetapi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Dengan kolaborasi antara pemerintah, industri otomotif, dan masyarakat, dampak buruk pelepasan gas buang kendaraan dapat diminimalisir. Langkah kecil seperti beralih ke transportasi ramah lingkungan atau merawat kendaraan secara berkala turut berkontribusi besar dalam menciptakan udara yang lebih bersih.

Sumber :

  • Ilustrasi gambar ,Freepik.